Autisme adalah gangguan otak yang kompleks pada anak-anak, yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan dalam berkomunikasi, berperilaku dan berinteraksi sosial. Gejala pertama biasanya muncul pada usia 1½ – 3 tahun. Ada kaitan erat antara autisme dengan epilepsi: 25% anak autis mengalami epilepsi, dan sebaliknya, penderita epilepsi dapat mempunyai perilaku seperti anak autis. Anak autis ringan mungkin tampak mirip dengan anak-anak normal lainnya, sedangkan anak autis parah mungkin sangat terbelakang. Anak laki-laki 4 kali lebih beresiko mengalami autisme dibandingkan anak perempuan.
Hiperaktif adalah sekelompok gangguan yang menyebabkan penderitanya:
- Sulit memberi perhatian dan berkonsentrasi.
- Sulit diam dalam waktu yang cukup lama.
- Sulit mengontrol perilaku impulsif (bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu).
Autisme
Tanda dan gejala autisme:
- Gangguan komunikasi: anak autis mulai berbicara lebih lambat dari anak-anak normal lainnya, berbicara dengan nada datar seperti robot, serta sering mengulang-ulang ucapan tanpa memahami maknanya dan tanpa disertai ekspresi wajah yang sesuai.
- Gangguan perilaku: sangat peka terhadap input sensorik, misal: suara yang terlalu keras, label baju di leher bagian belakang, kerumunan orang yang terlalu banyak, sinar yang terlalu terang. Namun di sisi lain anak autis bisa tidak peka terhadap bahaya, misal: mereka bisa membenturkan kepala ke dinding atau mencakar tubuhnya sendiri hingga berdarah tanpa merasa sakit, menjerit-jerit dengan suara tinggi yang memekakkan telinga. Anak autis juga suka mengulang-ulang gerakan tertentu (missal: bergoyang, memutar tangan), serta mempunyai rutinitas atau “ritual” yang spesifik (misal: menyusun deretan mobil-mobilan atau boneka dengan urutan tertentu), dan akan marah jika ada yang mengganggu ritual tersebut. Hal ini terjadi karena anak autis mempunyai minat yang sangat terbatas.
- Gangguan interaksi sosial: tidak mempunyai kontak mata terhadap lawan bicara (pandangan kosong, tidak menatap langsung ke lawan bicara), tidak mau berbaur bergaul dengan anak seusianya, lebih suka menyendiri. Anak autis umumnya tidak suka dipeluk atau disentuh.
Autisme perlu ditangani dengan terapi:
- Komunikasi dan perilaku
- Obat untuk mengatasi infeksi jamur di saluran pencemaan dan mengatasi perilaku hiperaktif
- Diet bebas gluten (protein dalam cereal) dan casein (protein dalam susu sapi) Pendekatan yang saling melengkapi: terapi dengan alat musik/seni dan integasi sensorik untuk mengurangi kepekaan vang berlebihan terhadap sentuhan atau suara.
Hiperaktif
Tanda dan gejala anak hiperaktif:
- Sering tidak bisa berkonsentrasi, misal: bermain puzzle/lego. mengerjakan PR.
- Sering tidak mendengarkan ketika diajak berbicara.
- Sering kehilangan barang. Misal: pensil, mainan, buku.
- Sering gelisah dengan tangan/kakinya, menggeliat-geliat di tempat duduk.
- Sering berlari atau memanjat secara berlebihan.
- Sering terlalu bersemangat.
- Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
- Sering menginterupsi atau mencampuri permainan anak lain.
Omega soya cair : 3X 2 sdt smart brain dan cleanser : 3X 1kap
Kirim Nama, Alamat lengkap Anda Besarta Kode Pos
Sms ke : 087899161334/081278351356 – ( Bpk Royan )
Format SMS : Order paket obat herbal Autis Hiperaktif# nama lengkap # Alamat Lengkap beserta kode pos
Konsultasikan masalah penyakit anda ke tim herbal kami, hubungi customer service kami sekarang juga ( SMS Only ) di 087899161334/081278351356 – bpk royan, kami siap membantu